Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
bounce rate adalah

Bounce Rate Adalah? Ini Cara Menurunkannya & Mengitung Bounce Rate Website

January 4, 2024
No comments
Share
apa itu bounce rate
Sumber foto: iStock

Bounce rate adalah parameter yang memainkan peran sentral dalam mengevaluasi seberapa efektif sebuah web dalam mempertahankan minat pengunjungnya.

Dalam dunia pemasaran digital, pemahaman terhadap bounce rate menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas konten dan pengalaman pengguna. Selain itu, supaya memastikan bahwa setiap kunjungan dari mesin pencari Google search untuk menghasilkan dampak positif.

Memahami apa itu bounce rate dan bagaimana menghitungnya adalah langkah pertama menuju pengoptimalan web yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan pengguna, penting pula untuk website bisnis.

Singgah sejenak? Ternyata Ini 7 Penyebab Penerapan CRM Anda Bisa Gagal!

Apa Itu Bounce Rate?

Bounce rate adalah persentase pengunjung website yang membuka halaman website lalu meninggalkan website (menutup halaman website) setelah melihat hanya satu halaman. Dengan kata lain, ini adalah persentase sesi di mana pengguna memuat halaman lalu langsung keluar tanpa berinteraksi lebih lanjut dengan laman web tersebut. Bisa dikatakan, ini berarti visitor tidak betah berlama-lama di website, terutama mengacu pada konten yang disajikan.

Fungsi bounce rate sebagai indikator penting dalam analisis perilaku pengunjung karena tingkat bounce yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa halaman tidak relevan atau tidak memenuhi ekspektasi pengunjung. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti desain halaman yang membingungkan, waktu muat yang lambat, konten yang tidak menarik atau tidak relevan, atau kurangnya ajakan bertindak yang jelas.

Memahami bounce rate penting untuk website owner dan pengelola konten web karena membantu mengidentifikasi masalah pada halaman atau laman web secara keseluruhan. Contoh, jika halaman tertentu memiliki bounce rate yang sangat tinggi dibandingkan dengan halaman lain, ini mungkin menunjukkan masalah dengan membaca konten, navigasi, atau aspek teknis dari halaman tersebut.

Perkaya wawasan: Panduan Lengkap tentang Cold Email Marketing, Definisi, Fungsi, dan Tips untuk Pemula

Bounce Rate Adalah? Ini Cara Menurunkannya & Mengitung Bounce Rate Website
Sumber foto: iStock

Cara Menghitung Bounce Rate

Memperhatikan bounce rate sangat penting bagi kelangsungan website. Oleh karena itu, dalam rangka mengkalkulasi bounce rate, bisa dihitung dengan membagi jumlah sesi satu halaman (di mana pengunjung mengakses website lalu keluar tanpa berinteraksi dengan halaman lebih lanjut) dengan total jumlah sesi di web Anda dalam periode tertentu. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Bounce Rate Adalah? Ini Cara Menurunkannya & Mengitung Bounce Rate Website
  1. Identifikasi sesi satu halaman - Jumlah sesi di mana pengguna hanya membuka halaman sebelum keluar dari web Anda. Sesi ini tidak termasuk interaksi apa pun dengan halaman tersebut, seperti mengklik tautan atau menyelesaikan formulir.
  2. Hitung total sesi - Jumlah total kunjungan ke laman web Anda dalam periode waktu yang sama, termasuk sesi yang berlangsung lebih dari satu halaman.
  3. Lakukan pembagian - Bagi jumlah sesi satu halaman dengan total sesi.
  4. Kalikan dengan 100 - Untuk mengubahnya menjadi persentase, kalikan hasilnya dengan 100.

Simulasinya, apabila website Anda menerima 1000 sesi (kunjungan halaman) dalam sebulan, dan 300 di antaranya adalah sesi satu halaman maka bounce rate Anda adalah (300/1000) * 100 = 30%.

Bacaan terbaru: Memahami Contoh dan Strategi Search Engine Marketing

berapa bounce rate yang bagus
Sumber foto: iStock

Berapa Bounce Rate yang Bagus?

Bounce rate adalah salah satu patokan dalam menganalisis 'kesehatan' website. Angka yang bagus atau ideal bervariasi tergantung pada jenis website dan tujuan khususnya. Tidak ada angka pasti yang dapat dianggap ideal untuk semua jenis laman web karena berbagai faktor seperti konten, audience, dan tujuan bisnis mempengaruhi bounce rate yang sehat. Berikut ini beberapa pedoman bounce rate berdasarkan jenis situsnya:

  1. E-commerce dan ritel: Biasanya, laman web ini menargetkan bounce rate sekitar 20--40%. Angka yang lebih rendah menunjukkan bahwa pengunjung tertarik dengan produk dan cenderung menjelajahi lebih dari satu halaman.
  2. B2B: Untuk beberapa laman web yang berfokus pada lead generation untuk bisnis-ke-bisnis, bounce rate sekitar 25--55% dianggap normal.
  3. Blog: Blog sering mempunyai bounce rate yang lebih tinggi, biasanya antara 40--60%. Ini karena pengunjung sering kali datang untuk membaca satu artikel tertentu dan kemudian pergi.
  4. Platform berita: Seperti blog, laman web berita juga cenderung mendapatkan bounce rate yang lebih tinggi, yang bisa mencapai 55--65% karena alasan yang sama dengan website atau blog.
  5. Landing pages: Bounce rate untuk landing pages sangat bervariasi, tetapi secara umum, angka di bawah 40% dianggap baik, terutama jika halaman tersebut dirancang untuk konversi spesifik.
  6. Pelayanan: Untuk laman web yang menyediakan layanan atau informasi, bounce rate sekitar 10--30% biasanya dianggap bagus.

Secara umum, ada beberapa angka yang sering dijadikan referensi untuk mengevaluasi tingkatan bounce rate, tetapi ingatlah angka-angka ini hanya sebagai panduan kasar dan sebaiknya tidak dilihat sebagai tujuan absolut. Secara keseluruhan, bounce rate:

  • Di bawah 20% sering dianggap bounce rate yang rendah dan jarang terjadi secara realistis. Ini bisa terjadi, tetapi juga mungkin menunjukkan masalah pelacakan atau data yang salah.
  • 20--40% dianggap baik untuk sebagian besar web. Jika laman web Anda berada dalam kisaran ini, Anda mungkin sudah melakukan pekerjaan yang baik dalam menarik audiences yang relevan dan menyediakan konten yang menarik.
  • 41--55% dianggap rata-rata. Banyak web berada dalam kisaran ini, dan sementara ada ruang untuk perbaikan, ini bukanlah tanda pasti bahwa ada yang serius salah dengan web Anda. Namun, tetap ada unsur pengunjung segera meninggalkan halaman 
  • 56--70% agak tinggi, tetapi mungkin tidak mengkhawatirkan tergantung pada jenis web dan halaman. Misalnya, blog dengan artikel tunggal panjang atau halaman berita mungkin secara alami memiliki bounce rate yang lebih tinggi karena pengunjung langsung meninggalkan dan menutup halaman.
  • Lebih dari 70% dianggap tinggi untuk persentase bounce rate dan biasanya menunjukkan bahwa halaman tidak memenuhi ekspektasi pengunjung atau user experience perlu ditingkatkan. Namun, untuk beberapa jenis konten seperti website dan blog, forum, atau web berita, ini mungkin masih dianggap normal.

Berkenaan dengan bounce rate yang tinggi, tentunya tidak terlepas dengan yang namanya exit rate. Exit rate dalam bounce rate mencerminkan persentase pengunjung yang meninggalkan situs web setelah mengunjungi satu halaman, memberikan gambaran lebih lanjut tentang alur keluar pengguna dalam konteks penilaian kesuksesan sebuah halaman.

Sedang trending: Lead Generation untuk Strategi Marketing 2024, Bagaimana Itu?

cara menurunkan bounce rate pada website yang tinggi

Cara Menurunkan Bounce Rate pada Website yang Tinggi

Cara mengurangi bounce rate pada website umumnya melibatkan peningkatan kualitas konten, user experience, dan relevansi situs terhadap audience target. Berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan menurunkannya:

  1. Perbaiki Kecepatan Pemuatan Halaman:
    • Tools seperti Google PageSpeed Insights atau GTmetrix dapat membantu Anda mengidentifikasi faktor yang memperlambat laman web Anda, seperti gambar besar, skrip yang berat, atau masalah server.
    • Teknik seperti penggunaan cache, optimasi gambar, dan pengurangan file JavaScript dan CSS dapat secara signifikan meningkatkan kecepatan pemuatan.
    • Pertimbangkan untuk menggunakan jaringan pengiriman konten (CDN) untuk meningkatkan waktu pemuatan bagi pengguna di lokasi geografis yang berbeda.
  2. Desain yang Responsif dan Mobile-Friendly:
    • Cek ulang halaman web Anda menggunakan desain responsif yang menyesuaikan tampilan untuk berbagai ukuran layar dan perangkat.
    • Gunakan Google's Mobile-Friendly Test untuk memeriksa seberapa baik halaman Anda berfungsi pada perangkat mobile.
    • Perhatikan ukuran teks, tombol yang mudah diklik, dan navigasi intuitif untuk pengguna mobile.
  3. Konten Berkualitas:
    • Tulis konten yang informatif, menarik, dan bermanfaat bagi audience Anda. Gunakan judul, subjudul, dan bullet points untuk memudahkan pembacaan.
    • Perbarui konten secara teratur untuk menjaga relevansi dan segar.
    • Gunakan gambar, infografis, dan video untuk membuat konten lebih menarik dan mudah dipahami.
  4. Navigasi yang Jelas:
    • Buat struktur menu yang logis dan mudah dimengerti. Visitor web harus bisa menemukan informasi yang mereka cari dengan sedikit klik mungkin.
    • Pertimbangkan untuk menambahkan fungsi pencarian untuk membantu pengguna menemukan konten spesifik.
    • Gunakan breadcrumb di halaman Anda untuk membantu pengunjung memahami struktur halaman web dan navigasi kembali dengan mudah.
  5. Call to Action yang Jelas:
    • Gunakan call-to-action yang kuat dan jelas yang memberitahu pengunjung apa yang harus dilakukan selanjutnya, seperti mengarahkan visitor menekan tombol "Daftar Sekarang", "Beli", atau "Pelajari Lebih Lanjut".
    • Tempatkan CTA di lokasi strategis di seluruh halaman web Anda, terutama di halaman pendaratan dan di dekat konten yang relevan.
    • Pertimbangkan warna, ukuran, dan desain CTA agar menonjol dan menarik perhatian pengunjung.
  6. Optimalkan untuk Kata Kunci yang Tepat:
    • Lakukan riset kata kunci untuk memahami apa yang dicari audience target Anda dan bagaimana mereka mencarinya.
    • Periksa kembali halaman Anda dioptimalkan untuk kata kunci yang relevan - termasuk di judul, meta deskripsi, header, dan sepanjang konten.
    • Hindari pengisian kata kunci dan pahami penggunaan kata kunci organic dan berguna bagi pembaca.
  7. Tingkatkan Kualitas dan Relevansi Landing Page:
    • Sesuaikan pesan di halaman pendaratan dengan sumber traffic. Misalnya, jika pengunjung datang dari iklan tentang diskon produk, cek lagi halaman pendaratan mencerminkan tawaran yang sama.
    • Pastikan desain visual, termasuk gambar dan skema warna, menarik dan profesional.
    • Sertakan testimoni, ulasan, atau kasus studi untuk meningkatkan kepercayaan dan memotivasi pengunjung untuk bertindak.
  8. Gunakan Video atau Media Interaktif:
    • Video dapat sangat efektif dalam menjelaskan produk atau layanan dengan cepat dan menarik perhatian pengunjung.
    • Pertimbangkan elemen interaktif seperti kuis, kalkulator, atau permainan yang relevan dengan produk atau layanan Anda untuk meningkatkan keterlibatan.
    • Tinjau media Anda dioptimalkan untuk cepat dimuat dan mudah diakses di semua perangkat.
  9. Analisis dan Uji Coba:
    • Gunakan tools seperti Google Analytics untuk memantau bounce rate dan mengidentifikasi halaman yang memiliki kinerja terburuk.
    • Lakukan A/B testing untuk menguji variasi desain, konten, dan call-to-action untuk melihat mana yang lebih efektif dalam menarik dan mempertahankan pengunjung.
    • Terus kumpulkan dan analisis data untuk memahami perilaku pengunjung dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
  10. Dapatkan Feedback Pengguna:
    • Gunakan survei, formulir umpan balik, atau alat seperti Hotjar untuk memahami apa yang disukai atau tidak disukai pengunjung tentang web Anda.
    • Pertimbangkan untuk melakukan tes kegunaan dengan pengguna nyata untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan laman web Anda dan di mana mereka mengalami kesulitan.
    • Ajak pengguna untuk memberikan saran tentang bagaimana Anda bisa memperbaiki halaman web Anda.
  11. Hindari Pop-Up yang Mengganggu:
    • Pop-up yang muncul segera setelah pengunjung tiba di laman web bisa sangat menjengkelkan dan sering kali membuat pengunjung langsung pergi.
    • Jika Anda menggunakan pop-up, pastikan mereka mudah ditutup dan tidak menghalangi pengalaman pengguna secara keseluruhan.
    • Pertimbangkan untuk menunda pop-up sampai pengunjung telah menghabiskan waktu yang cukup di web Anda atau hendak keluar dari halaman.

Bacaan menarik: Mengapa Website Lambat? Pahami Faktor, Dampak, & Strategi Meningkatkan Kecepatan

optimasi konten website untuk menurunkan bounce rate
Sumber foto: iStock

Optimasi Kinerja Konten Website untuk Menurunkan Bounce Rate

Dalam konteks pengoptimalan saat pengunjung mengunjungi website, memahami dan mengelola bounce rate merupakan aspek krusial yang berdampak langsung pada performa website Anda. Sebuah bounce rate yang optimal mencerminkan kualitas website dan relevansi konten website dengan audience sasaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan konversi dan kesetiaan pelanggan.

Ketika seseorang membuka satu halaman website dan meninggalkan situs tanpa berinteraksi lebih lanjut (tidak menemukan apa yang mereka cari), ini menandakan potensi kelemahan dalam berbagai aspek situs yang dapat mencakup hosting, desain, UI/UX, hingga konten itu sendiri. Memastikan kecepatan website yang tinggi adalah langkah awal yang penting. Hosting yang andal dan cepat dapat mengurangi waktu loading website, yang secara langsung dapat menyempurnakan angka bounce rate. Tak kalah pentingnya adalah desain website yang responsif dan navigasi yang intuitif, yang memungkinkan pengunjung untuk dengan mudah menemukan tab atau link yang membawa mereka lebih dalam ke situs Anda.

Selanjutnya, content quality harus diperhatikan. Konten yang relevan dan menarik dapat membuat pengunjung berlama-lama dan berinteraksi dengan lebih banyak halaman di situs Anda. Mengkalkulasi bounce rate dengan tepat dan memantau perubahannya secara berkala akan memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pengunjung berinteraksi dengan laman web Anda. Dengan menggunakan analisis ini, pemilik website dapat melakukan optimasi SEO dan konten untuk menarik pengunjung yang mencari solusi atau informasi yang ditawarkan oleh situs tersebut.

Di sisi lain, mengatur ulang tata letak dan elemen interaktif pada halaman juga dapat mendorong interaksi. Memiliki berbagai elemen seperti video, grafik, dan call-to-action yang menarik dapat memotivasi pengunjung untuk melakukan klik lebih lanjut, yang pada akhirnya menurunkan patokan bounce rate. Selain itu, user experience yang mulus, termasuk memperhatikan aksesibilitas dan kemudahan pembacaan, akan membuat pengunjung lebih terlibat.

Terakhir, penting bagi pemilik website untuk terus menguji dan belajar dari data yang mereka kumpulkan. Melakukan uji coba A/B pada halaman yang berbeda, menguji berbagai CTA, dan mengadaptasi konten berdasarkan performa yang tercatat akan membantu dalam menyempurnakan strategi untuk mengatur tingkat bounce rate.

Jangan dilewatkan! Belajar SEO untuk Pemula: Jenis, Teknik, dan Cara Meningkatkan Skor SEO

apa itu ctr dan bounce rate?

Pengaruh Keterkaitan: Apa Itu CTR dan Bounce Rate?

Click-Through Rate (CTR) dan bounce rate adalah dua metrik yang sangat penting dalam menganalisis keterlibatan pengguna dan efektivitas website serta kampanye iklan online.

CTR menaksir seberapa sering orang yang melihat iklan atau hasil pencarian di internet mengkliknya untuk menuju ke konten atau penawaran yang ditampilkan. CTR dihitung dengan membagi jumlah klik yang diterima suatu iklan atau link dengan jumlah tayangan (impressions) yang diterima, kemudian dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan persenannya.

CTR tinggi menunjukkan bahwa iklan atau tautan sangat relevan dan menarik bagi audiens yang melihatnya. Dalam konteks email marketing, CTR mengukur seberapa sering orang yang menerima email memutuskan untuk mengklik link yang disediakan dalam email tersebut.

Bounce rate, di sisi lain, adalah persenan pengunjung yang mendarat di website dan kemudian pergi tanpa mengunjungi halaman lain, melakukan interaksi lebih lanjut, atau mengklik tautan apa pun di web tersebut. Bounce rate yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa halaman pendaratan tidak memenuhi ekspektasi pengunjung atau tidak berhasil menarik mereka untuk melihat lebih banyak konten di website.

Keterkaitan antara CTR dan bounce rate dapat memberikan insight tentang efektivitas strategi online marketing. Misalnya, jika sebuah iklan memiliki CTR yang tinggi, ini menunjukkan bahwa iklan tersebut berhasil menarik perhatian dan minat pengguna.

Namun, jika pengunjung yang diklik tersebut kemudian mempunyai bounce rate yang tinggi pada website dan pengunjung meninggalkan website secepat mungkin, ini bisa menandakan bahwa meskipun iklan tersebut efektif dalam menarik klik, halaman pendaratan tidak berhasil mempertahankan minat pengunjung tersebut.

Untuk mengoptimalkan kinerja kampanye pemasaran online, perlu dilakukan analisis mendalam tentang bagaimana CTR dan bounce rate saling memengaruhi. Hal ini dapat melibatkan A/B testing pada iklan dan halaman pendaratan, serta memperbaiki kualitas konten dan relevansi antara iklan dan halaman yang dituju untuk meningkatkan keterlibatan dan merendahkan bounce rate.

Baca juga: Strategi Bidding Google Ads untuk Optimalkan Anggaran Iklan Anda

Penutup

Mengurangi dan mengecek bounce rate sebuah web adalah tantangan yang membutuhkan perhatian khusus terhadap konten, navigasi, dan kesesuaian dengan harapan pengunjung.

Dengan memahami cara menghitung bounce rate dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya, pemilik situs dapat mengambil langkah-langkah yang konkret untuk meningkatkan retensi pengunjung dan mengoptimalkan potensi konversi.

Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan online yang lebih menarik dan responsif, pemahaman terhadap bounce rate merupakan kunci utama untuk meningkatkan kinerja web dan meraih keberhasilan dalam ranah digital.

digital marketing agency jakarta - sab digital marketing agency
Sumber foto: aset SAB

SAB Digital Marketing Agency adalah jasa digital marketing sekaligus mitra bisnis Anda untuk pertumbuhan online Anda.

Kami menawarkan solusi komprehensif, termasuk lead generation, email marketing, pengembangan landing page, SEO, dan periklanan daring. Itu semua disesuaikan untuk meningkatkan sales pipeline dan conversion lead Anda. Bergabunglah dengan kami untuk memaksimalkan visibilitas bisnis Anda dan mewujudkan goals bisnis di ranah era digitalisasi.

Hubungi tim kami hari ini atau langsung menjadwalkan konsultasi gratis dengan para expert SAB dengan cara klik di sini.

Bacaan berikutnya: Dofollow dan Nofollow dalam SEO, Apa Itu?

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ready to start your project with us?
Let's talk!
chevron-down