Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon maka semakin tinggi pula angin bertiup. Semakin besar sebuah bisnis maka semakin besar pula kekuatan yang harus diberikan agar bisnis itu tetap kokoh. Salah satunya adalah tentang strategi marketing Gojek untuk melakukan banyak pemasaran.
Sebagai salah satu perusahaan startup di bidang transportasi terbesar di negara ini, bukan berarti Gojek santai saja menikmati kesuksesannya. Mereka sadar bahwa lebih mudah meraih sukses daripada mempertahankannya.
Gojek memang sukses menjadi bisnis dengan brand awareness terbesar. Namun sayangnya, ada banyak pesaing yang menyebabkan perusahaan ini harus tetap berjuang kedudukannya tidak digeser oleh pesaing. Dengan cara menerapkan strategi marketing dan bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Berbagai Contoh Strategi Marketing Gojek
Tidak hanya sukses dikenal sebagai perusahaan transportasi. Namun Gojek juga memberi layanan lain seperti delivery, kuliner, cleaning service, dan lain sebagainya.
Kesuksesan ini tidak diraih begitu saja, tapi dengan beberapa strategi marketing Gojek berikut ini.
Selalu Mengikuti Tren
Gojek adalah perusahaan startup yang identik dengan golongan milenial. Bagaimana mereka menyasar milenial sebagai target market terbesar dalam bisnis yang mereka jalankan. Inilah alasan mengapa Gojek tidak pernah absen mengikuti tren yang ada.
Tidak hanya sebatas ikut-ikutan saja. Tujuan Gojek mengikuti tren adalah agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Apapun tren yang sedang booming selalu diikuti dengan modifikasi marketing yang sesuai dengan iklim di budaya kerja mereka.
Ambil contoh kecil. Saat film Pengabdi Setan dengan booming, Gojek juga menggunakan tren ini sebagai cara marketing. Selain mudah diterima, cara ini juga mampu meningkatkan brand awareness agar brandnya mudah diingat oleh audiens.
Bekerja Sama dengan Banyak Mitra
Gojek tidak sendirian. Mereka bekerja sama dengan banyak mitra pada tiap layanannya. Misalkan layanan GoFood. Bekerja sama dengan banyak pengusaha kuliner. Atau layanan GoMart yang bekerja sama dengan minimarket atau supermarket terdekat.
Kerja sama dengan mitra ini membentuk simbiosis mutualisme yang baik diantara keduanya. Gojek tidak perlu membangun bisnis dari hulu untuk bisa memberi layanan pada pelanggan.
Begitu juga dengan mitra. Target market menjadi lebih luas dengan adanya kurir Gojek yang mengantar pesanan pelanggan dari lokasi yang jauh.
Selalu Fokus pada Customer Journey
Strategi marketing Gojek yang tidak banyak digunakan oleh perusahaan lainnya adalah selalu fokus pada customer journey. Gojek selalu memahami bahwa customer selalu suka dengan produk yang memberikan pengalaman menarik.
Gojek memberi kebutuhan customer journey ini dengan menawarkan beberapa pengalaman pelayanan hanya dengan satu aplikasi saja. Butuh ojek, bisa pake Gojek. Butuh taksi bisa pake GoRide. Butuh makan tinggal pakai GoFood. Butuh cleaning service bisa pakai GoClean, dan lain sebagainya.
Dari banyaknya layanan yang bisa meningkatkan pengalaman pengguna inilah yang membuat Gojek bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Tidak hanya diterima saja. Tapi juga dijadikan sebagai solusi atas berbagai permasalahan hidup sehari-hari masyarakat perkotaan.
Strategi Marketing Gojek dengan Iklan
Bicara strategi marketing Gojek, tidak akan jauh-jauh dari iklan. Memang iklan bukan hal yang utama dalam strategi bisnis. Namun iklan adalah satu komponen yang selalu ada pada setiap marketing plan yang dilakukan oleh semua bisnis.
Begitu juga dengan Gojek. Dan hal menariknya lagi, semua iklan yang ditampilkan Gojek tidak hanya memberi value saja. Tapi juga mengikuti tren dan mudah diingat. Hingga mampu meningkatkan brand awareness salah satu perusahaan startup di bidang transportasi ini.
Bagi Anda yang sering melihat televisi atau beberapa platform di internet, mungkin masih hafal betul bagaimana Gojek membuat iklan. Tap bagi Anda yang sering melewatkannya, berikut sedikit informasi terkait iklan apa saja yang pernah dibuat oleh Gojek.
Penyakit Jalanan
Masih ingat tentang video iklan Gojek di YouTube yang bercerita tentang penyakit orang yang ada di jalanan? Nama pengakit ini unik. Selain didapat dari plesetan nama penyakit, juga disesuaikan dengan kondisi saat orang sedang berkendara di jalanan.
Misalnya penyakit hipersensi yang diplesetkan dari kata hipertensi atau penyakit Rheumatir yang berasal dari kata reumatik. Penyakit traumacet dari kata trauma. Dan penyakit vertibokek yang diambil dari kata vertigo.
Dan kreatifitas keunikan ini tidak hanya berhenti di sini saja. Dari keempat penyakit jalanan itu, lalu dibuat video musik dengan genre yang berbeda.
Hipersensi dibuat kocak dengan musik genre pop rock. Rheumatir lebih memilih genre musik hip hop. Sedangkan vertibokek terlihat apik dengan genre dangdut koplo. Begitu juga dengan penyakit traumacet. Lebih indah dengan genre musik sendu dan mendayu.
Meski berbeda, namun keempatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghibur. Tren hiburan inilah yang akhirnya mampu melekat di pikiran masyarakat sehingga mengingatkan mereka. Bahwa aplikasi ojek online yang Gojek, bukan yang lain.
Iklan Versi Kuntilanak
Kalau mungkin Anda lupa dengan iklan Gojek versi penyakit jalanan, tidak masalah. Masih ada iklan lain dalam strategi marketing Gojek yang sudah pasti Anda ingat, yaitu iklan kuntilanak.
Bagi orang Indonesia, kuntilanak adalah sejenis hantu berwujud perempuan. Mengenakan baju putih panjang dengan rambut yang dibiarkan tergerai panjang. Penampakannya yang seram membuat siapapun takut melihatnya.
Tapi mereka mampu membuat deskripsi kuntilanak yang seram menjadi kocak, yaitu kuntilanak yang menggunakan aplikasi Gojek untuk semua solusi masalahnya. Mulai dari pesan sate, pesan tukang pijat, hingga jalan-jalan mencari anaknya.
Alih-alih terlihat seram. Tampilan kuntilanak ini justru kocak dan menghibur. Maka tak heran jika telah ditonton lebih dari 4 juta viewers.
Iklan Jo dan Jek
Mengedukasi dengan cara yang kocak. Inilah kesan pertama ketika menonton video ini. Diceritakan ada seorang pengemudi Gojek bernama Jek. Dan seorang penumpang bernama Jo. Jo dan Jek melakoni peran sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara berkendara yang baik dan benar.
Contohnya saja. Sebagai pengemudi, Jek tidak hanya bertugas memastikan nama penumpangnya saja. Tapi juga memastikan penumpang memang sudah diangkut atau naik ke sepeda motor.
Selain itu, juga ada scene dimana perlu adanya safety riding dengan menggunakan helm yang telah dikunci pengamannya. Semua scene ini diarahkan oleh seorang sutradara yang hanya terdengar suaranya saja.
Meski sedikit agak kaku, nyatanya iklan ini mampu menarik perhatian audiens karena cukup menghibur.
Curhatan Pendek
Bagi Anda yang selalu melewati daerah Kuningan, pasti tidak asing lagi dengan billboard yang berisi curhatan pendek. Masyarakat yang sering terkena macet diminta membayangkan bagaimana seandainya datang ke kantor selalu tetap waktu. Dan pulang dengan tepat waktu juga.
Suasana mental dan hati pasti lebih baik. Agar ini bisa terjadi, ada solusi yang bisa digunakan, yaitu menggunakan layanan Gojek agar tidak terjebak macet.
Nah, itulah beberapa strategi marketing Gojek lengkap dengan contoh iklan yang Anda pilih. Meski terlihat menghibur dan natural, tetap diperlukan perencanaan yang matang untuk melakukannya.