Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Perbedaan B2B dan B2C

Perbedaan B2B dan B2C: Pengertian, Konsep, dan Strategi Pemasaran

October 9, 2022
No comments
Share

Perbedaan B2B dan B2C — Dalam dunia bisnis, terdapat banyak jenis model bisnis yang berbeda. Salah satu model bisnis yang paling umum adalah B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumer).

Dalam artikel ini, kami membahas perbedaan antara B2B dan B2C, apa itu B2B dan B2C, serta strategi pemasaran yang berbeda yang dapat digunakan dalam kedua jenis model bisnis ini.

Perbedaan B2B dengan B2C secara Umum

Jika ada pertanyaan tentang jelaskan perbedaan strategi marketing B2B dan B2C, kita kenali definisinya dahulu ya. B2B merupakan definisi Business to Business. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan transaksi bisnis. Mereka melakukan transaksi ini secara elektronik. Sehubungan dengan melibatkan antar pelaku bisnis seperti antar-industri, kegiatan ini menjadi bagian dari B2B.

Baca Juga: Lakukan Cara Meningkatkan Brand Awareness agar Produk Anda Jadi Pilihan

Berbeda dengan B2B, ada juga kegiatan B2C. B2C merupakan definisi dari Business to Customer. Media transaksi atau kegiatan keduanya menggunakan sarana elektronik atau bisa juga secara langsung. Transaksi ini melibatkan antara pengusaha dan juga klien dari konsumen.

Memiliki Sasaran dan Fokus Tujuan yang Berbeda

Jawaban selanjutnya dari jelaskan perbedaan B2B dengan B2C adalah terletak pada tujuannya. B2C berfokus pada Customer Centric sedangkan business to business (B2B) berfokus kepada industri. Seperti yang kita tahu bahwa B2C merupakan kegiatan usaha yang berorientasi pada konsumen.

Industri yang menjadi contoh dari B2C antara lain jasa laundry, salon, produk usaha makanan dan usaha kecil lainnya. B2C cenderung berwujud pada pasar usaha UMKM yang berkembang, industri jasa yang lebih besar lainnya.

Lain B2C, lain pula B2B. Perusahaan B2B lebih mengaplikasikan kegiatannya pada usaha industri besar. Produk B2B merupakan produk bahan baku atau supplier. Mayoritas perusahaan besar membutuhkan perusahaan B2B ini. Contoh dari perusahaan B2B yang sering kita temukan adalah perusahaan bahan bahan bangunan, perusahaan gudang, perusahaan alat-alat berat, alat-alat elektronik, perusahaan kertas dan perusahaan bahan baku mesin. Ini semua bisa menjadi perusahaan B2B.

Punya Perbedaan Pendekatan Media Sosial dalam Melakukan Pendekatannya

Perbedaan B2B dan B2C sendiri juga tampak pada pendekatan media sosial. B2C memiliki pendekatan melalui media sosial yang bersifat bisnis. Mereka biasanya mempromosikannya lewat akun berbasis sharing foto, video dan teks. Mereka cenderung mempromosikan produk melalui berbagai media sosial ini.

Baca Juga: Cara Membuat Visitor Jadi Customer yang Loyal

Untuk B2B, mereka melakukan pendekatan sosial secara dengan lebih berbeda. Perusahaan B2B lebih cenderung memiliki website resmi dalam mempromosikan produknya. Akan tetapi, perbedaan ini tidak menjadi patokan yang tentu benar. Letak perbedaan B2B dan B2C dalam mempromosikan secara online adalah bisnis produknya.

Sumber Referensi dan Solusi Lebih Menonjolkan B2B daripada Relasi B2C

Jawaban berikutnya dari jelaskan perbedaan B2B dengan B2C adalah sumber referensi dan solusi. B2B lebih menonjolkan sisi solusi dari tiap masalah. Pasalnya, B2B menyediakan berbagai bahan baku dan dasar. Hal ini menjadikan industri tersebut menawarkan sebuah solusi untuk partner media lainnya.

Inilah yang membuat produk B2B menjadi solusi dari segala masalah seperti kekurangan bahan baku, langkanya bahan produk dan pelengkap dari beberapa produk lain yang kurang.

B2B Tidak Terlalu Membutuhkan Publik Relasi Sosial, tetapi B2C Selalu Membutuhkannya

Perbedaan B2B dan B2C selanjutnya, B2B tidak terlalu membutuhkan publik relasi sosial. Pasalnya, B2B hanya membutuhkan relasi pabrik lain yang masih membutuhkan stok dagang. Mereka akan mencari partner bisnis yang sedang membutuhkan. Meskipun begitu, dalam kondisi tertentu perusahaan ini juga masih membutuhkan pihak ketiga dalam mencari relasi bisnisnya.

Baca Juga: Mau Tingkatkan Omzet dengan Iklan? Berikut Ini Kelebihan dari Facebook Ads dan Instagram Ads

Beda lagi dengan B2C yang selalu membutuhkan relasi sosial. Hal ini karena B2C selalu membutuhkan customer untuk membeli produknya. Dengan begitu, bisnis relasi B2C selalu membutuhkan pihak ketiga agar menemukan customer lebih banyak lagi.

Perbedaan Jumlah Harga dan Pembelian

Jawaban lain dari pertanyaan tentang jelaskan perbedaan B2B dengan B2C adalah perbedaan dalam pembelian dan harga. Perusahaan B2B tak perlu menjual produk dengan jumlah produk yang banyak. Tak perlu menjual barang atau produk lain dalam jumlah banyak untuk mendapatkan omzet besar. Pasalnya, perusahaan B2B secara otomatis memiliki omzet tinggi per unitnya. Selain itu, partner B2B juga akan membeli bahan baku dalam jumlah besar.

Lain halnya dengan sistem marketing B2C. B2C memiliki strategi dalam hal menjual produk. Karena produk perusahaan B2C termasuk dalam kategori harga murah, maka tidak heran kalau banyak pengusaha yang menjual produk dalam jumlah besar. Ini karena omzet dari produk terbilang sangat murah. Jadi, memaksimalkan jumlah target menjadi target utama bagi para marketer B2C.

Perbedaan dalam Jumlah Persaingan

Jajaran jawaban dari uraian tentang jelaskan perbedaan B2B dengan B2C selanjutnya adalah perbedaan dalam jumlah persaingan. B2B cenderung memiliki jumlah persaingan yang lebih sedikit. Orang-orang jarang berminat pada perusahaan dengan tipe B2B. Inilah yang membuat mayoritas marketer terdiri dari orang-orang lawas. Sebenarnya persaingan bukan karena target harga melainkan reputasi. Mereka berlomba-lomba memberikan portofolio untuk memberitahukan seberapa besar pengalaman dalam melayani klien.

Baca Juga: Perbedaan Brand Image dan Brand Awareness untuk Branding yang Lebih Mengena

Sedangkan B2C memiliki persaingan yang sangat ketat karena memiliki banyak marketer. Jadi, persaingan ini melibatkan skala dan sektor. Jadi, tidak heran jika B2C terkadang melakukan promosi secara besar-besaran bahkan sempat mengadakan giveaway dan potongan diskon.

Perbedaan Relasi Pembeli dan Penjual

Perbedaan B2B dan B2C yang lain dari sisi relasi antara pembeli dan penjual. Relasi ini jelas sangat berbeda. Dalam pendekatan relasi B2B, proses menjalin relasi cenderung lebih rumit. Hubungan relasi ini membutuhkan jangka panjang. Para pelaku B2B berusaha keras membangun kepercayaan dengan partner dalam waktu yang lama.

Jadi, apabila partner B2B sudah puas dan yakin dengan produk B2B, mereka akan memakai supplier terus-menerus. Kesimpulannya, reputasi bisnis menjadi prioritas bagi supplier atau perusahaan B2B.

Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan B2C. Hubungan relasi dengan customer cenderung membutuhkan waktu yang singkat. Pasalnya, marketer akan mengambil keputusan yang cepat sehingga tidak membutuhkan jangka yang panjang. Banyaknya promosi dan produk unggulan yang mungkin dapat mengecoh perhatian pelanggan ke tempat lain. Tantangan inilah yang menjadi B2C dalam meningkatkan loyalitas terhadap customer.

Motivasi Klien atau Pembeli yang Tidak Sama antara B2B dengan B2C

Jelaskan perbedaan B2B dengan B2C! Jawaban yang sering dialami pada kasus tertentu adalah masalah perbedaan motivasi. Pada sebagian besar kasus peningkatan relasi B2B, kebutuhan atas dasar logika menjadi pertimbangannya.

Klien membeli suatu produk bukan atas dasar dorongan emosi melainkan logika. Mereka akan berpikir dalam jangka panjang. Apabila dalam jangka panjang produk ini tidak bermanfaat, mereka tidak akan membelinya meskipun terlihat menarik dan unik.

Baca Juga: 10 Cara Menentukan Target Market Biar Produk Kian Meroket

Berbeda dengan motivasi pembeli B2C, mereka masih cenderung membeli sesuatu atas dasar kebutuhan emosional. Karakter pembeli B2C sangat beragam. Mereka masih saja ada yang tertarik dengan berbagai promo, giveaway, dan bonus-bonus lainnya. Selain itu, tren dari zaman ke zaman juga mempengaruhi gaya hidup mereka supaya para pembeli tidak ketinggalan zaman.

Dalam dunia bisnis, terdapat banyak jenis model bisnis yang berbeda. Salah satu model bisnis yang paling umum adalah B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumer). Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara B2B dan B2C, apa itu B2B dan B2C, serta strategi pemasaran yang berbeda yang dapat digunakan dalam kedua jenis model bisnis ini.

Pengertian B2B dan B2C Lebih Spesifik

B2B (Business-to-Business)

B2B, atau bisnis ke bisnis, adalah model bisnis di mana suatu perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lain. Contoh dari B2B adalah ketika produsen sepatu menjual sepatu mereka ke toko sepatu. Bisnis B2B sering terjadi dalam industri yang lebih spesifik, seperti teknologi informasi, manufaktur, atau perbankan.

B2C (Business-to-Consumer)

B2C, atau bisnis ke konsumen, adalah model bisnis di mana suatu perusahaan menjual produk atau jasa langsung kepada konsumen akhir. Contoh dari B2C adalah ketika sebuah toko sepatu menjual sepatu mereka kepada konsumen. Bisnis B2C sering terjadi dalam industri ritel dan hiburan.

Perbedaan antara B2B dan B2C Lebih Spesifik

Pasar Sasaran

Salah satu perbedaan B2B dan B2C adalah pasar sasarannya. Dalam bisnis B2B, produk atau jasa yang dijual ditujukan untuk perusahaan lain sebagai pelanggan. Di sisi lain, dalam bisnis B2C, produk atau jasa yang dijual ditujukan langsung kepada konsumen akhir.

Volume Penjualan

Perbedaan B2B dan B2C selanjutnya yaitu bisnis B2B cenderung menjual produk atau jasa dalam jumlah besar atau skala besar. Sebagai contoh, produsen sepatu akan menjual sepatu dalam jumlah besar ke toko sepatu yang kemudian akan dijual kepada konsumen. Di sisi lain, bisnis B2C cenderung menjual produk atau jasa dalam jumlah kecil atau satuan.

Keputusan Pembelian

Perbedaan B2B dan B2C dari sissi keputusan pembelian. Dalam bisnis B2B, keputusan pembelian seringkali dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari manajer, eksekutif, atau bahkan dewan direksi perusahaan. Di sisi lain, dalam bisnis B2C, keputusan pembelian dilakukan oleh individu atau keluarga secara langsung.

Proses Penjualan

Selanjutnya, perbedaan B2B dan B2C dalam sisi penjualannya. Dalam bisnis B2B, proses penjualan seringkali melibatkan negosiasi yang panjang dan kompleks sebelum suatu transaksi terjadi. Di sisi lain, dalam bisnis B2C, proses penjualan cenderung lebih sederhana dan langsung.

Perbedaan B2B dan B2C pada Strategi Pemasaran

B2B Marketing

Strategi pemasaran yang efektif dalam bisnis B2B harus mengambil pendekatan yang berbeda

dalam hal mengenali target pasar dan mengatasi kebutuhan mereka. Bisnis B2B cenderung lebih spesifik dalam fokus pasarannya, sehingga strategi pemasaran harus lebih tersegmentasi dan tepat sasaran. Beberapa strategi pemasaran yang efektif dalam bisnis B2B antara lain:

1. Content Marketing

Dalam bisnis B2B, konten yang berkualitas dan relevan sangat penting untuk menarik perhatian calon pelanggan. Konten dapat berupa artikel, infografis, video, atau white paper yang membahas topik terkait dengan industri atau bisnis perusahaan. Strategi ini dapat membantu membangun kesadaran merek dan membawa nilai bagi calon pelanggan.

2. Email Marketing

Email marketing juga dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif dalam bisnis B2B. Email dapat digunakan untuk mengirimkan materi promosi, newsletter, atau penawaran produk secara terpersonalisasi. Dalam bisnis B2B, email marketing dapat membantu memperkuat hubungan dengan pelanggan dan membangun kepercayaan.

3. Networking

Networking atau menjalin jaringan bisnis dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif dalam bisnis B2B. Dalam bisnis B2B, pelanggan seringkali memilih vendor yang telah terbukti dapat memberikan layanan dan produk yang berkualitas. Networking dapat membantu membangun hubungan dengan pelanggan dan memperluas jaringan bisnis.

B2C Marketing

Strategi pemasaran dalam bisnis B2C cenderung lebih luas dan difokuskan pada menciptakan citra merek yang menarik dan menghasilkan banyak transaksi. Beberapa strategi pemasaran yang efektif dalam bisnis B2C antara lain:

1. Advertising

Advertising atau iklan merupakan strategi pemasaran yang paling umum digunakan dalam bisnis B2C. Iklan dapat berupa iklan televisi, radio, cetak, atau digital. Dalam bisnis B2C, iklan dapat membantu membangun kesadaran merek dan membawa produk atau jasa ke dalam perhatian konsumen.

2. Social Media Marketing

Social media marketing dapat menjadi strategi pemasaran yang sangat efektif dalam bisnis B2C. Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter dapat digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa secara terpersonalisasi dan menghasilkan interaksi dengan konsumen. Social media marketing juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih dekat dengan konsumen dan memperkuat citra merek.

3. Loyalty Programs

Program loyalitas atau keanggotaan adalah strategi pemasaran yang dapat membantu mempertahankan pelanggan dan meningkatkan loyalitas merek. Dalam bisnis B2C, program loyalitas dapat berupa diskon, kupon, atau keuntungan lainnya yang ditawarkan kepada pelanggan setia. Strategi ini dapat membantu memperkuat hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan kepercayaan.

Contoh B2B dan B2C

B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) adalah dua model bisnis yang berbeda. B2B mengacu pada hubungan antara dua perusahaan atau bisnis, sedangkan B2C mengacu pada hubungan antara bisnis dan konsumen.

Contoh B2B adalah ketika sebuah perusahaan yang membuat mesin mengirimkan mesin tersebut ke perusahaan manufaktur lainnya. Perusahaan yang membuat mesin merupakan bisnis yang menjual produk kepada bisnis lain, bukan langsung kepada konsumen akhir. Contoh lain dari B2B adalah perusahaan teknologi yang menjual layanan mereka kepada perusahaan lain.

Sementara itu, contoh B2C adalah ketika sebuah toko online menjual produk langsung kepada konsumen. Contoh lain dari B2C adalah restoran yang menjual makanan dan minuman langsung kepada konsumen di tempat makan.

Kedua model bisnis ini memiliki strategi pemasaran yang berbeda. Dalam B2B, penting untuk menargetkan bisnis yang membutuhkan produk atau layanan yang ditawarkan. Dalam B2C, penting untuk menargetkan konsumen yang tertarik dengan produk atau layanan tertentu.

Ketika menjalankan bisnis, penting untuk memahami perbedaan antara B2B dan B2C dan memilih strategi yang tepat untuk produk atau layanan yang ditawarkan.

Dalam bisnis, memahami perbedaan antara B2B dan B2C sangatlah penting untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat dan efektif. Baik B2B maupun B2C memiliki konsep dan strategi pemasaran yang berbeda-beda, tergantung pada jenis produk atau layanan yang ditawarkan. Oleh karena itu, sebagai pebisnis, penting untuk memahami karakteristik dari kedua model bisnis ini dan memilih strategi yang tepat untuk bisnis Anda agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.

sab digital marketing agency - digital marketing agency jakarta
Sumber foto: aset SAB

SAB Digital Marketing Agency bisa membantu bisnis Anda untuk lebih berkembang di era transformasi digital saat ini. Apa pun yang Anda butuhkan mulai dari desain web dan optimalisasinya, leads generation, SEO/SEM, email marketing, hingga manajemen media sosial kami sediakan. Kami selalu berorientasi pada proses, data, hingga hasil yang akurat untuk menghasilkan sesuatu yang progresif untuk persona bisnis Anda. Pelajari lebih lanjut dengan cara klik di sini.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ready to start your project with us?
Let's talk!
chevron-down