Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Permission Marketing adalah

Benarkah Permission Marketing adalah Metode yang Bagus?

September 2, 2022
No comments
Share

Permission marketing adalah sebuah cara memasarkan yang mengedepankan kenyamanan customer. Mengapa dibilang begitu? Pertama, coba kita telaah. Permission marketing biasanya menggunakan surat pemberitahuan yang berisi konfirmasi penerimaan buletin atau katalog produk.

Kemudian, jika kita memberikan jawaban ya atau menerima langganan informasi tersebut, maka kita adalah bagian dari customer yang terjaring melalui marketing teknik ini. Kita menyebutnya kenyamanan karena alih-alih langsung beriklan, kita menanyakan dahulu kemauan customer.

Customer bisa menolak atau pun menerima sehingga tidak akan ada yang merasa dirugikan dengan datangnya buletin atau katalog online. Kemungkinan besar, customer atau calon customer yang terjaring dari teknik ini tepat sasaran. Mereka bisa saja menolak langganan informasi, sehingga jika jawabannya adalah 'ya' maka orang tersebut memang prospektif dan memiliki ketertarikan pada produk.

Permission Marketing adalah cara dalam Memasarkan. Begini Sejarahnya!

Berikutnya adalah mengenai sejarahnya. Pencetus permission marketing adalah seorang pakar bernama Seth Godin. Dia menerbitkan sebuah buku yang memuat segala teori dan teknik tentang cara pemasaran ini. Perbedaan mendasar cara ini dengan cara marketing lain adalah pada izin calon customer.

Jika cara lain mendemonstrasikan produk secara langsung untuk menarik perhatian tanpa mendapatkan konfirmasi. Sedangkan permission marketing, marketer sudah mengantongi lampu hijau dari sang customer.

Baca Juga: Pentingnya Testimoni Pelanggan Tidak Diragukan Lagi, Berikut Ini 6 Jenisnya

Teknik ini memang menitikberatkan pada kesediaan pelanggan. Dengan cara ini, tujuan lain dari permission marketing mendekati pencapaian yaitu terbinanya hubungan baik antara perusahaan dengan pelanggan. Kita tahu bahwa para customer akan menganggap email-email yang masuk tanpa permisi sebagai spam. Ini juga yang kita hindari dengan teknik PM.

Seth Godin menuliskan bahwa cara ini adalah cara solutif mendapatkan perhatian customer secara sehat tanpa paksaan. Cara lain mungkin mengirimkan banyak informasi bertubi-tubi kepada customer yang bahkan tidak diinginkan. Akan ada banyak email yang masuk ke tempat sampah. Permission marketing menjadi pintu keluar dari dunia marketing tak nyaman. Dengan begini, customer juga akan merasa dihargai keinginannya.

Lawan dari Permission Marketing adalah Interrupting Marketing

Interrupting marketing adalah yang selama ini kita lihat di berbagai media yaitu iklan yang bersifat pop in. Customer mau atau tidak dipaksa melihat. Seperti serial drama di televisi yang kerap dijeda dengan promosi produk-produk para sponsor. Ini tergolong cara tradisional yang kini telah sangat jauh berkurang efektifitasnya.

Lama kelamaan, pemirsa tidak nyaman kegiatannya diberhentikan sementara secara paksa oleh iklan. Mari kita survey kecil-kecilan pada diri kita sendiri. Apakah Anda memindah saluran televisi ketika iklan? Apakah Anda menggunakan jeda iklan sebagai kesempatan untuk pergi ke kamar mandi atau ke dapur? Itu berarti, seperti yang diungkapkan oleh Godin bahwa kita terkena blocking mental.

Secara otomatis kita akan menjauh dari televisi/media jika iklan sedang berlangsung. Itu karena pada setiap harinya iklan telah lalu lalang di hadapan kita sehingga membentuk mental ini.

Sangat disayangkan jika ini terjadi. Oleh karena itu kompetisi iklan belakangan ini jauh lebih kejam. Perusahaan pembuat iklan bekerja keras membuat materi yang dapat menyedot perhatian calon konsumen.

Di poin ini sangat terasa perbedaannya dengan permission marketing yang memberikan sesuatu yang memang diinginkan oleh mereka. Namun, untuk mendapat persetujuan itu pun tidak mudah. Sebagai awalan untuk membuat mereka paling tidak membaca penawaran langganan ini harus dengan suatu umpan. Ini merupakan suatu lingkaran iklan yang tak mungkin terurai. Ya, umpan tersebut juga berupa iklan.

Dunia marketing memang tak akan lepas dari itu. Opsi lain adalah survei tentang sesuatu, potongan harga khusus untuk yang mau berlangganan, hadiah, dan lain-lain.

Salah satu dari metode di atas yang dianggap paling menarik adalah survei. Beberapa pertanyaan dapat dibuat untuk menyelami apa yang disukai dan dibutuhkan. Sejauh ini, metode survei berhasil paling tidak menarik mereka untuk berpartisipasi menjawab pertanyaan yang diajukan. Jika kita sudah mendapatkan perhatian mereka, kita dapat menyisipkan materi promosi dengan lebih mudah.

Beberapa Fase dalam Permission Marketing

Ada beberapa fase yang harus dilalui untuk melakukan marketing metode ini. Fase-fase permission marketing adalah:

  • Capture: ini tahap awal di mana kita mengumpulkan sebanyak-banyak calon target. Semua metode marketing tentu melalui tahap ini karena kita memang harus memegang data terlebih dahulu sebagai pedoman.
  • Target: setelah berhasil mengumpulkan data secara random, langkah berikutnya adalah memilah dan memilih calon customer berdasar data tadi. Kita pilih customer yang kira-kira prospektif. Kita dapat melakukan penargetan dengan beberapa tolok ukur seperti usia dan pekerjaannya (atau kita juga dapat menambahkan kriteria lain agar penyortiran data lebih akurat). Rangkum data target tersebut dengan rapi.
  • Create: dalam langkah ini kita akan membuat materi yang nantinya akan kita kirimkan kepada target. Juga, kita dapat membuat materi lanjutan yang akan kita tawarkan (khusus untuk yang nantinya mengizinkan pengiriman materi).
  • Send: jika materi sudah selesai dibuat, fase selanjutnya adalah pengiriman. Materi dikirimkan kepada target yang sudah dipilah agar tersampaikan kepada orang yang tepat.
  • Track: fase track dapat juga disebut sebagai tahap evaluasi yaitu melihat dan mempelajari apakah materi yang dikirim sudah sesuai dengan yang diinginkan customer? Apakah pengiriman ini memiliki dampak pada penjualan dan brand awareness? Apakah konsumen terdorong untuk membeli? Dan berbagai evaluasi lainnya.

3 Perangkat untuk Mendukung Permission Marketing

Selain tahap atau fase di atas, ada juga beberapa hal yang mendukung suksesnya marketing metode ini. Beberapa hal yang mendukung permission marketing adalah:

Opt-out

Menyematkan fitur ini dapat menyimpan kontak email customer yang menekannya. Website akan merekam, kemudian tersimpanlah data alamat surat elektronik customer tersebut.

Baca Juga: Apa Saja Tujuan Beriklan Menggunakan Google Ads?

Opt-in

Dengan opt-in, kita memberikan penawaran menarik kepada customer yang biasanya berupa potongan harga, voucher, hadiah dan lain-lain. Untuk mendapatkan hadiah ini, kita meminta calon customer mengisi form dat diri dan alamat email. Ketika customer mengklik konfirmasi, itu juga sekaligus sebagai persetujuan untuk menerima katalog/buletin di email mereka. Para customer memiliki kuasa penuh untuk mengonfirmasi atau tidak.

Unsubscribe

Karena cara marketing ini mengutamakan keinginan customer, maka tombol unsubscribe juga penting untuk diberikan. Bagi mereka yang kemudian memiliki pertimbangan baru dan memutuskan untuk berhenti berlangganan, mereka akan menekan tombol ini.

Jika seorang pelanggan melakukannya, ini adalah suatu mimpi buruk bagi seorang marketer. Akan tetapi, itu bukanlah akhir dunia. Akan ada calon customer berikutnya yang menggantikan posisi para customer yang melakukan unsubscribe.

Dan karena metode ini mengedepankan kenyamanan pelanggan, hal ini lazim dilakukan. Kita harus menerima ini dengan lapang dada demi kenyamanan mereka.

Itulah penjelasan singkat mengenai permission marketing. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga sebelum memilih, kita pertimbangkan terlebih dahulu. Namun, kebanyakan pelanggan lebih menyukai metode ini karena titik berat permission marketing adalah kenyamanan.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ready to start your project with us?
Let's talk!
chevron-down